ANALISIS HISTOLOGI TERHADAP KULIT TIKUS ( Rattus norvegicus ) YANG BERJERAWAT DENGAN PEMBERIAN SEDIAAN TOPIKAL ANTI JERAWAT

Abstract

Akne vulgaris adalah penyakit inflamasi kronis pada unit pilosebaseus yang biasanya ditandai munculnya lesi polimorfi, terdiri dari komedo, papul, pustul, dan nodul dengan luas dan keparahan yang beragam. Pengobatan topikal menjadi lini pertama untuk mengobati akne vulgaris. Saat ini bentuk sediaan topikal anti jerawat yang banyak beredar dipasaran yaitu krim dan gel. Tretinoin adalah senyawa yang dapat mengobati jerawat, karena memiliki sifat agen komedolitik, sifat anti-inflamasi dan dapat merangsang pembentukkan fibroblas. Sel fibroblas adalah elemen yang berperan penting dalam proses perbaikan jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan antara bentuk sediaan topikal anti jerawat gel dan krim terhadap proses penyembuhan jerawat hingga ke jaringan dengan meningkatkan jumlah sel fibroblas pada kulit tikus yang diinduksi Stapylococus epidermidis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental dengan rancangan posttest-only control group design. Penelitian ini menggunakan 9 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok yang diberi sediaan gel dan kelompok yang diberi sediaan krim. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama 21 hari. Selanjutnya dilakukan pengambilan jaringan dan pembuatan preparat histologi. Perhitungan sel fibroblas dilakukan pada 4 lapang pandang dengan pembesaran 400x. Data dianalisis secara statistik dengan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan uji Post Hoc LSD. Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan adanya perbedaan jumlah sel fibroblas antara kelompok yang diberi sedian gel dan krim secara signifikan p=0.003 (p<0,05). Kesimpulan: Sediaan topikal anti jerawat gel lebih baik dalam meningkatkan jumlah sel fibroblas dibandingkan sediaan krim.