UJI TOKSISITAS KITOSAN CANGKANG KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DENGAN METODE BRINE SHIRMP LETHALITY TEST (BSLT)

Abstract

Rajungan dan bakau adalah jenis kepiting yang sangat banyak ditemukan di Indonesia dan dijadikan sebagai komoditi ekspor perikanan Indonesia. Namun, sayangnya permintaan pasar hanya memanfaatkan dagingnya saja sehingga menyisakan limbah cangkang yang banyak bagi lingkungan. Padahal, cangkang kepiting memiliki kandungan kimia, diantaranya protein 30-40%, mineral (CaCO3), dan kitin 20-30%. Kitin dapat diolah menjadi kitosan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kitosan dalam cangkang kepiting dan menguji toksisitasnya dengan menggunakan metode BSLT. Kitosan didapat dari proses isolasi kitin melalui tahapan deproteinasi, demineralisasi, depigmentasi, deasetilasi kitin menjadi kitosan. Hasil dari peneltian ini menunjukkan bahwa kitosan belum berhasil terisolasi dengan baik karena derajat deasetilasinya hanya 48,7% pada rajungan dan 73,4% pada kepiting bakau dari standar minimal adalah 75%. Derajat deasetilasi didapat dari hasil uji FT-IR. Selanjutnya, tingkat toksisitasnya dilihat dengan hasil LC50 menggunakan uji BSLT (Brine Shirmp Lethality Test). Didapatkan hasil analasis probit menunjukkan nilai LC50 sebesar 3149,198 µg/ml pada kitosan kepiting rajungan dan 3718,775 µg/ml pada kepiting bakau. Sehingga disimpulkan kitosan dari cangkang kepiting rajungan dan kepiting bakau tidak toksik dan aman digunakan dalam kehidupan.