Turnitin

Abstract

Masyarakat adat Batak memiliki kearifan lokal tersendiri dalam melakukan pencegahan dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup melalui pranata adat Dalihan na Tolu di Tapanuli Selatan yang tersebar dalam beberapa aturan berikut: Boban Mora (tugas dan tanggung jawab pihak keluarga mertua), Boban Anak Boru (tugas dan tanggung jawab pihak keluarga menantu), Boban Kahanggi (tugas dan tanggung jawab pihak keluarga sedarah), Boban Marga (tugas dan tanggung jawab pihak keluarga dari Marga yang sama) dan aturan Parpatihan (aturan adat yang tidak tertulis); Macam-macam kejahatan perusakan lingkugan hidup melalui adat Dalihan na Tolu adalah: Manyamppakkon sarop, Mambaen parkarejoan di harangan, Manggar-gari tano di tor, Manyaburkon tuba di batang aek, Manggori harangan, Mambaen bagas di topi ni aek, Manyappakkon rasun di tano na bolak. Kemudaian jenis sanksi perusakan lingkungan: Paolion na Sego (memperbaiki lingkungan yang rusak), Manggotti Tapean (mengganti atau menata lingkungan yang lebih bagus), Markarejo (disuruh kerja dalam beberapa waktu, Didondoni (denda), Dibondarkon (Dianggap tidak ada keberadaannya Dipaijur sian Huta (tidak dibenarkan tinggal di desa) dan Pamuli Salipi Natartar (dilarang menggunakantanah adat).