TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PENGGUNA SENJATA TAJAM OLEH GENG MOTOR (Studi Putusan Nomor 57/Pid.Sus/2024/PN.Tbt)

Abstract

Geng motor adalah bagian dari suatu kultur (subkultur) masyarakat yang terbentuk dari umumnya remaja putra atau pemuda dengan latar belakang sosial, daerah, ataupun sekolah yang sama, yang mengasosiasikan diri dengan bersepeda motor sebagai wujud ekspresi. Semua kejahatan yang dilakukan oleh geng motor sangat meresahkan masyarakat Indonesia saat ini, tak terkecuali masyarakat Kota Tebing Tinggi, karena tidak jarang geng motor membawa senjata tajam. Di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pada penjelasan Pasal 15 ayat 2 huruf e disebutkan pengertian senjata tajam. Yang dimaksud dengan senjata tajam dalam Undang-undang ini adalah senjata tajam penikam, senjata tajam penusuk, dan senjata pemukul, tidak termasuk barang-barang yang nyata-nyata dipergunakan untuk pertanian, untuk pekerja rumah tangga, untuk kepentingan melakukan pekerjaan yang sah atau nyata, untuk tujuan barang pusaka, barang kuno, barang ajaib sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 12/Drt/1951. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun bentuk metode dari penelitian penulisan skripsi ini adalah suatu metode adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (statue approach) Berdasarkan posisi kasus dan putusan nomor 57/Pid.Sus/2024/PN.Tbt diatas Penerapan Pidana oleh hakim sebagai pertimbangan dalam memutus tindak pidana tanpa hak membawa senjata tajam oleh genk motor pada Putusan 57/Pid.Sus/2024/PN.Tbt yang dilakukan oleh Terdakwa melihat kepada Dakwaan Penuntut Umum, Tuntutan Penuntut Umum, keterangan saksi, keterangan terdakwa dan alat-alat bukti. Pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana bagi pelaku tindak pidana turut serta melakukan tindak pidana tanpa hak membawa senjata tajam oleh geng motor pada perkara nomor 57/Pid.Sus/2024/PN.Tbt berupa pertimbangan yang bersifat yuridis (dakwaan, tuntutan, alat bukti, barang bukti) dan non yuridis (pertimbangan sosiologis dan filosofis).