PENETAPAN KADAR BENZOAT DI DALAM MANISAN BUAH TANPA KEMASAN YANG BEREDAR DIPASAR TANJUNG MORAWA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Abstract

Asam benzoat merupakan bahan pengawet yang sering digunakan pada bahan makanan dan minuman. Asam benzoate sukar larut dalam air, sehingga digunakan dalam bentuk garamnya yaitu natrium benzoat. Saat ini di pasaran banyak beredar manisan buah yang dapat bertahan awet dalam waktu yang lama, maka kemungkinan mengandung benzoat. Menurut Clark’s (2004) asam benzoat di dalam pelarut metanol memberikan spektrum pada panjang gelombang 227 nm dengan nilai A11 895, maka penetapan kadarnya dapat ditentukan secara spektrofotometri ultra violet, dan menurut Peraturan Menkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 natrium benzoat diperbolehkan di dalam makanan maksimum 600 mg/kg bahan. Maka penulis melakukan analisis benzoat di dalam manisan buah yang beredar di pasaran unrtuk mengetahui kadarnya masih memenuhi batas persyaratan atau tidak. Sampel diambil secara acak sederhana sebanyak 9 sampel di pasar Tanjung Morawa. Sebelum dilakukan penentuan kadar benzoat, sampel diidentifikasi terlebih dahulu untuk memastikan adanya benzoat dengan cara rekasi esterifikasi, dengan larutan feri klorida, reaksi kristal aseton air, dan sublimasi. Penentuan kadar benzoat dilakukan secara spektrofotometri ultra violet menggunakan pelarut metanol pada panjang gelombang sekitar 227 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa seluruhnya mengandung benzoat dan hanya tiga sampel yang memenuhi persyaratan dari Peraturan Menteri Kesehatan No.722/Menkes/Per/IX/1988, dengan kadar benzoat tidak lebih dari 600mg/kg yaitu, sampel Mangga B = (103,63 ± 1,62)mg/kg, sampel kedondong A = (410,81 ± 1,63)mg/kg dan sampel Kedondong B = (578,82 ± 6.18)mg/kg.