AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM KONVENSIONAL DAN NANOSERUM WAJAH DARI EKSTRAK BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis

Abstract

Bonggol nanas positif mengandung metabolit sekunder flavonoid, steroid/triterpenoid dan saponin yang diduga dapat bersifat antibakteri Staphylococcus epidermidis adalah bakteri gram positif yang merupakan flora normal kulit dan tidak bersifat patogen. Penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri ini antara lain jerawat (Acne vulgaris). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya hambat bakteri dari sediaan serum konvensional dan nanoserum ekstrak bonggol nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode True Experimental. Pada penelitian ini bonggol nanas diekstraksi dan diformulasikan menjadi sediaan serum konvensional dan nanoserum dengan berbagai konsentrasi, selanjutnya diukur ukuran partikel sediaan dengan alat Particle Size Analysis (PSA), diujikan aktivitas Antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ukuran partikel nanoserum sudah memenuhi syarat yaitu <1000 nm. Diameter daya hambat antibakteri Serum konvensional Ekstrak Bonggol Nanas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis yaitu Blanko tidak mempunyai daya hambat, Konsentrasi 2% (10,10 mm), Konsentrasi 10% (11,28 mm) dan Konsentrasi 20% (13,26 mm). Diameter daya hambat Nanoserum Ekstrak Bonggol Nanas yaitu Blanko tidak mempunyai daya hambat, Konsentrasi 2% (10,44 mm), Konsentrasi 10% (11,56 mm) dan Konsentrasi 20% (15,14 mm). Kontrol positif Klindamisin memiliki daya hambat (32, 8 mm), kontrol positif Sediaan Ekstrak Bonggol Nanas yang beredar (15,52 mm) dan Kontrol Negatif tidak mempunyai daya hambat.