SKRINING FITOKIMIA DAN FORMULASI EKSTRAK ETANOL DAUN LABU SIAM (SECHIUM EDULE (JACQ) SWARTZ) SEBAGAI KRIM PELEMBAB KULIT

Abstract

Keadaan kulit kering dapat disebabkan oleh radikal bebas, paparan sinar ultraviolet, dan sinar elektromagnetik. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah pengeringan kulit diantaranya dengan penggunaan aktioksidan. Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai buah-buahan dan sayur-sayuran, salah satu contohnya daun labu siam (Sechiumedule (Jacq), Swartz), mengandung senyawa metabolit sekunder, vitamin A dan vitamin C, telah digunakan secara tradisional untuk mencegah perawatan kulit, dengan cara dihaluskan dan ditempelkan pada kulit sehingga dapat mencegah penuaan dini. Penggunaan yang lebih praktis dapat dibuat dalam bentuk sediaan, misalnya bentuk krim. Penelitian ini dilakukan uji skrining fitokimia serta fortmulasi ekstrak etanol daun labu siam ke dalam sediaan krim dan uji efektivitas sebagai pelembab kulit, dengan tujuan mendapatkan sediaan krim dari bahan alami untuk perawatan dan menjaga kelembapan kulit.Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Daun labu siam dipersiapkan menjadi ekstrak secara maserasi menggunakan etanol 80%. Skrining fitokimia dilakukan terhadap daun labu siam segar, serbuk simplisia, dan ekstrak etanol. Ekstrak etanol daun labu siam diformulasikan ke dalam sediaan krim konsentrasi 2%, 4% dan 6%, kemudian dilakukan uji homogenitas, tipe emulsi, pH, iritasi pada sukarelawan, stabilitas pada suhu kamar dan efektivitas sebagai pelembab kulit menggunakan skin moisturizer anlyzer selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun labu siam segar, simplisia, dan ekstrak etanolnya mengandung metabolit sekunder yang sama yaitu alkoloid, flavonoid, sapeonin, tanin, streoida /triterpenoid. Sediaan krim yang dihasilkan semuanya memiliki homogenitas yang baik,tipe emulsi minyak dalamair (m/a), pH berkisaran 6,tidak menimbulkan iritasi pada kulit,stabilpada penyimpanan selama 4 minggu pada suhu kamar, dan mempunyai kemampuan sebagai pelembab kulit yang terbaik pada konsentrasi 6%.