PENERAPAN KOLABORASI METODE NHT DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn KELAS X SMAN 2 LAWE BULAN T.P 2017/2018

Abstract

Melalui metode NHT dan Resitasi diharapkan siswa akan termotivasi dalam maengikuti proses pembelajaran PPKN. Siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kelompoknya sehingga tidak mudah merasa bosan dan tetap berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : " Apakah metode NHT dan Resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswapada mata pelajaran PPKN kaelas X SMAN 2 lawe bulan. Permasalahan dibatasi pada : 1) Model pembelajaran yang digunakan/diteliti adalah metode NHT dan Resitasi. 2) Motivasi yang akan diteliti adalah Motivasi belajar PPKN siswa kelas X SMAN 2 lawe bulan. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah serta perumusan masalah di atas maka penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : " Untuk mengetahui apakah metode NHT dan Resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKN Kelas X SMAN 2 lawe bulan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMAN 2 Lawe Bulan yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah 34 siswa. Maka sampel untuk penelitian ini adalah siswa-siswi ke;las XSMAN 2 lawe bulan yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah 34 siswa (sampel total). Dari hasil penelitian, penerapan metode NHT dan Resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKN Kelas X SMAN 2 Lawe Bulan. Dimana hasil pelaksanaan tindakan siklus I sebesar 71 % siswa memiliki motivasi tinggi dan siklus II sebesar 94% siswa memiliki motivasi tinggi, sehingga hasil pelaksanaan tindakan siklus I ke siklus II terdapat peningkatan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi yaitu 23%. Pada hasil pengamatan untuk interaksi siswa siklus I terdapat 59% siswa aktif berinteraksi dan siklus II sebesar 86% siswa aktif berinteraksi, sehingga terdapat peningkatan jumlah siswa yang aktif berinteraksi dari siklus I ke siklus II yaitu 27%. Untuk hasil belajar siswa siklus I 74% siswa mencapai batas ketuntasan dan siklus II 91% siswa mencapai batas ketuntasan, sehingga terdapat peningkatan jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan dari siklus I ke siklus II yaitu 17%.