PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TUTURAN SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 1 DAIRI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN PELAJARAN 2022 – 2023

Abstract

Jika anak tidak dididik untuk dapat berbahasa santun, maka tradisi berbahasa santun tersebut akan memudar dalam kehidupan bermasyarakat dan selanjutnya lahirlah generasi yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika masyarakat dan agama. Ungkapan dari bahasa yang kasar dan arogan inilah yang seringkali menyebabkan perselisihan dan perkelahian di kalangan antarpelajar.Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa Indonesia antara sesama siswa di dalam kelas, 2) untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa Indonesia antara siswa dengan gurunya di dalam kelas dan 3) untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa Indonesia antara sesama siswa di luar kelas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah tuturan siswa kelas V MIN 1 Dairi Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi yang diucapkan oleh siswa, baik tuturan siswa dengan siswa maupun tuturan siswa dengan guru. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) kesantunan berbahasa Indonesia antara sesama siswa di dalam kelas, yaitu kesantunan pada maksim kearifan sebanyak 7 tuturan, kesantunan pada maksim kesepakatan sebanyak 29 tuturan dan kesantunan pada maksim simpati sebanyak 1 tuturan, 2) kesantunan berbahasa Indonesia antara siswa dengan gurunya di dalam kelas, yaitu kesantunan pada maksim kearifan sebanyak 4 tuturan, kesantunan pada maksim kerendahan hati sebanyak 26 tuturan dan kesantunan pada maksim kesepakatan sebanyak 4 tuturan dan 3) kesantunan berbahasa Indonesia antara sesama siswa di luar kelas, yaitu kesantunan pada maksim kesepakatan sebanyak 8 tuturan dan kesantunan pada maksim simpati sebanyak 1 tuturan