UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR SERTA UJI ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK ASETON DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.)

Abstract

Polusi udara dan paparan sinar matahari dapat memicu kerusakan kulit atau penuaan kulit lebih awal. Radiasi UV A dan UV B yang dihasilkan dari radiasi matahari mampu menembus lapisan kulit dan menyebabkan kerusakan pada kulit. Radiasi UV dan polusi udara yang memapar kulit menghasilkan radikal bebas reactive oxygen species (ROS) yang bereaksi dengan biomolekul kulit dan menyebabkan kerusakan kulit. Kerusakan kulit akibat paparan sinar UV B dapat dicegah dengan penggunaan sediaan yang memiliki kandungan Sun Protection Factor (SPF). Selain berfungsi sebagai antioksidan dan SPF daun alpukat memiliki fungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa kimia metabolit sekunder, IC50, nilai SPF serta zona hambat bakteri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dan pengujian antibakteri dengan menggunakan metode difusi agar serta pada penetapan nilai SPF menggunakan spektrofotometri UV. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada daun alpukat dengan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl memiliki nilai IC50 49,659 ppm dan nilai IC50 vitamin C sebesar 3,8445 ppm. Pengujian nilai SPF ekstrak aseton daun alpukat pada konsentrasi 100; 300; 500; 700; dan 900 ppm dengan hasil berturut-turut 2,734; 5,263; 7,290; 7,961; 9,080. Uji antibakteri pada bakteri Cutibacterium acnes dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dengan hasil berturut-turut 12,2 mm; 14,7 mm; 16,1 mm dan pada bakteri Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dengan hasil berturut-turut 12,8 mm; 15,3 mm; 21 mm.