Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/614
Title: | PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK SIMPLISIA RIMPANGINDUK KUNYIT (Curcuma Longa L.) |
Authors: | BATUBARA, AYU ASWITA |
Keywords: | Rimpang Induk Kunyit Maserasi Konvensional Elektrosintesis |
Issue Date: | 6-Jul-2019 |
Publisher: | UMN AL-WASHLIYAH 66 FAR 2019 |
Abstract: | Induk kunyit termasuk tanaman suku temu-temuan (Zingiberaceae) yang dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Induk kunyit diproduksi dalam bentuk ekstrak agar mutu induk kunyit tahan lama. Ekstrak dibuat bertujuan untuk menarik semua komponen senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstrak ini diperoleh melalui metode ekstraksi sederhana dengan metode maserasi. Metode ini dipilih karena lebih efektif dan memerlukan alat yang sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan aktivitas antioksidan dari serbuk simplisia rimpang induk kunyit dengan menggunakan dua metode maserasi. Dua metode maserasi yang digunakan adalah maserasi konvensional dan maserasi coupling elektrosintesis. Maserasi konvensional dilakukan perendaman simplisia rimpang induk kunyit selama 7 hari dengan menggunakan pelarut etanol. Sedangkan maserasi coupling elektrosintesis dilakukan perendaman simplisia selama 2 jam masing-masing dengan pelarut etanol dan air, menggunakan bantuan tegangan listrik 20,0 volt. Hasil skrinning fitokimia yang didapatkan adanya senyawa flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan steroida. Hasil penelitian uji aktivitas antioksidan ketiga ekstrak termasuk kategori sangat kuat. IC50 ekstrak etanol maserasi konvensional sebesar 28,84ppm, IC50 ekstrak etanol elektrosintesis sebesar 49,75 ppm dan IC50 ekstrak air elektrosintesis sebesar 43,74ppm. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan metode maserasi mempengaruhi uji aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol maserasi konvensional nilai IC50 nya lebih kuat daya aktivitas antioksidannya dibandingkan dengan metode elektrosintesis, sebab senyawa kimia aktif metabolit sekunder dengan pelarut etanol teroksidasi menggunakan metode elektrosintesis dengan tegangan listrik yang cukup tinggi. Perbedaan pelarut dengan metode coupling elektrosintesisjuga mempengaruhi uji aktivitas antioksidan. Ekstrak air nilai IC50 nya lebih kuat daya aktivitas antioksidannya dibandingkan dengan ekstrak etanol dengan metode elektrosintesis, sebab air terurai menjadi gas O2 dan gas H2 pada proses elektrosintesis. Ion H+ mampu menghantar listrik sehingga elektron dihantarkan dengan bantuan ion H+dalam larutan dan hasilnya senyawa metabolit sekunder yang dilepas dari permukaan elektroda. |
URI: | http://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/614 |
Appears in Collections: | Skripsi Mahasiswa |
Files in This Item:
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.