ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN MENGHILANGKAN NYAWA SESEORANG (Studi Kasus Nomor 200/PID.B/2023/PN KBJ)

Abstract

Dalam Pasal 338 KUHP unsur menghilangkan nyawa dirumuskan een ander van het leven beroven yang artinya “menghilangkan nyawa orang lain”. Karena dalam tindakan atau perilaku menghilangkan nyawa orang lain itu tidak selalu terdapat unsur kekerasan, sedangkan jika kata beroven diterjemahkan dengan kata merampas maka tindak tersebut harus dilakukan dengan kekerasan. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis-empiris. Penelitian yuridis-empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif secara langsung pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian maka Dalam perkara 200/Pid.B/2023/PN Kabanjahe, penerapan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai dasar untuk menilai tindak pidana pembunuhan memiliki sejumlah aspek yang perlu ditelaah secara mendalam. Jaksa Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan banyak pasal, mulai dari Pasal 170 ayat (2) ke-3e KUHP hingga Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Hal ini menunjukkan upaya jaksa untuk mencakup seluruh tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa. Namun, fokus utama seharusnya adalah pada pembunuhan berencana, yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Dalam perkara 200/Pid.B/2023/PN Kabanjahe, Terdakwa Melina Simanjuntak Alias Mamak Rani Alias Ina Juntak dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan yang disertai pencurian berdasarkan Pasal 339 KUHPidana jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Majelis Hakim mempertimbangkan sejumlah fakta hukum yang terungkap selama persidangan, termasuk keterlibatan langsung Terdakwa dalam perbuatan kriminal yang dilakukan bersama Jamando Sipayung. Penggunaan alat bukti yang kuat, seperti barang bukti bercak darah dan barang berharga milik korban, semakin memperkuat dakwaan. Oleh karena itu, Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 15 tahun, dengan masa penahanan yang telah dijalani dikurangkan dari hukuman tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Dalam perkara 200/Pid.B/2023/PN Kbj, penerapan unsur-unsur tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 338 KUHP telah dilakukan dengan cermat. Selain itu, pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku juga mencerminkan keadilan. Hakim mempertimbangkan latar belakang kasus, motivasi pelaku yang didasari rasa sakit hati, serta dampak dari perbuatan tersebut terhadap korban dan keluarganya.