POTENSI PENGEMBANGAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI SAWAH DI KECAMATAN AEK NABARA BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS

Abstract

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas (2) Bagaimana mata rantai dan margin pemasaran padi di sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk maengetahui tingkat potensi padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas (2) Untuk mengetahui mata rantai dan margin pemasaran padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas. Hipotesis penelitian ini adalah (1) Adanya potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas (2) Terdapat mata rantai pemasaran dan magin pemasaran di kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT dan margin pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun untuk masa yang akan datang yaitu (1) Memanfaatkan faktor internal yaitu kemampuan petani dijadikan sebagai (kekuatan) dalam potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun dan modal petani sangat terbatas ini menjadi faktor (kelemahan) petani dalam potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun . Sedangkan faktor eksternal yang memiliki pengaruh paling dominan yaitu ketersediaan sumberdaya alam, ini maenjadi salah stu (peluang) dalam potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun kabupaten padang lawas. Sedangkan adanya persaingan, serangan hama dan penyakit, tingginya alih fungsi ;lahan dan pengembangan komoditi lain merupakan (ancaman ) dalam potensi pengembangan padi sawah di kecamatan Aek Nabara Barumun kabupaten padang lawas. (2) Mata rantai pemasaran di kecamatan Aek Nabara Barumun terdapat 2 saluran yaitu : saluran 1 : Petani menjual hasil produksi langsung kepada konsumen, saluran II : Petani menjual hasil produksinya ke pedagang pengecer kemudian pedagang pengecer menjual ke konsumen. Dari saluran pemasaran I dapat dilihat bahwa besarnya perbedaan margin pemasaran antara petani dan pedagang pengecer sebesar Rp 4.000/kg, namun dengan adanya biaya pemasaran sebesar Rp. 5.00 sehingga jumlah keuntungan yang didapatkan oleh pedagang pengecer sebesar Rp 5.00 sehingga jumlah keuntungan yang di dapatkan oleh pedagang pengecer sebesar Rp 3.500. sedangkan dari saluran yang ke II dapat dilihat bahwa perbedaan margin pemasaran amntara petani dan konsumaen sebesar Rp 4.00/kg, karena di dalam saluran ini tidak ada biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh petani tersebut.