EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DENGAN METODE ATC/DDD DAN DU90% SERTA POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI

Abstract

Anti biotik adalah obat yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri.World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) danDefined Daily Dose (DDD) sebagai standar global untuk studi penggunaan obat secara kuantitiatif, salah satunya adalah anti biotik.Studi interaksi obat dilakukan untuk mengetahui adanya interaksi obat dimana terdapat efek dari suatu obat dengan obat lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional secara retros pektif periode Januari – Desember 2023 terhadap 300 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.Identifikasi penggunaan anti biotik berdasarkan data rekam medik, anti biotik dihitung dengan menggunakan metode ATC/DDD dan nilai DU 90% (Drug Utilities) dan segmen DU 90%.Potensi interaksi obat menggunakan aplikasi Drug Interaction Checker (Medscape dan Drugs.com).Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Chi-square untuk melihat hubungan antara segmen DU 90%dengan potensi kejadian interaksi obat. Hasil evaluasi kuantitatif penggunaan anti biotik diperoleh nilai DDD 100 patient days sebesar 106,84 dengan jenis anti biotik yang paling banyak diresepkan adalah ceftriaxone (56,06%)pada pasien rawatinap di RSUD Dr. Pirngadi. Terdapat 4 anti biotik yang masuk kedalam segmen DU 90% yaitu ceftriaxone, levofloxacin, meropenem, dan cefotaxime.Sebanyak 61 pasien (20,33%) berpotensi mengalami interaksi obat anti biotik dengan obat lainnya dengan total 84 kejadian. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah penggunaan obat (DU90%) dengan potensi interaksi obat (p=0,000).Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis anti biotik yang paling banyak diresepkan adalah ceftriaxone (56,06%)pada pasien rawatinap di RSUD Dr. Pirngadi dan terdapat hubungan antara jumlah penggunaan obat(DU 90%)dengan potensi interaksi obat.