PENGARUH PERBEDAAN METODE PENYARIAN BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) TERHSDSP SKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus

Abstract

Kopi Arabika (Coffea arabica L.) merupakan tanaman yang banyak ditemukan didaerah dataran tinggi, terutama di Gayo Aceh Tengah. Kopi banyak digunakan untuk diminum, mengobati luka, untuk masker dan pembersih muka yang berjerawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode penyarian biji kopi arabika (Coffea arabica L.) terhadap aktivitas antibakteriStaphylococcus aureus. Tahapan penelitian meliputi pengambilan bahan tanaman, identifikasi bahan tanaman, pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak biji kopi arabika, skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak biji kopi arabika. Pembuatan ekstrak biji kopi arabika menggunakan pelarut etanol 96% dan uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureusmelalui pengukuran zona hambat. Sebagai pembanding digunakan antibiotik kloramfenikol untuk kontrol positif. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak biji kopi arabika mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, tanin dan glikosida. Ekstrak biji kopi arabika memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yaitu diameter zona hambat yang terbentuk pada ekstrak biji kopi arabika pada metode penyarian perkolasi lebih besar dibandingkan dengan metode penyarian sokhletasi. Diameter zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureusdengan metode penyarian perkolasi pada konsentrasi 500 mg/ml adalah 18,33 mmdan metode penyariansokhletasi sebesar 13,99 mm dan pada konsentrasi 12,5 mg/ml memberikan daya hambat terkecil pada metode penyarian perkolasi dan sokhletasi.