Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/623
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSINAGA, KRESENYA NOVELIN VERONICA BR-
dc.date.accessioned2022-02-11T02:08:24Z-
dc.date.available2022-02-11T02:08:24Z-
dc.date.issued2019-07-20-
dc.identifier.other152114179-
dc.identifier.urihttp://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/623-
dc.description.abstractKunyit atau kunir (Curcuma longa Linn.) merupakan salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia. Kandungan utama rimpang kunyit yang bermanfaat sebagai obat yaitu kurkumin. Kurkumin memiliki berbagai aktivitas antara lain antivirus, antijamur, antihepatotoksik, antikolesterol, antioksidan, antikanker antibiotik dan antiseptik, antiinflamasi, antidiabetes. Salah satu cara ekstraksi yang dikenal selama ini adalah secara maserasi atau sering disebut maserasi konvensional. Ekstraksi dengan cara ini memberi keunggulan bahwa sampel yang di analisa tidak rusak. Pengembangan maserasi pun terus dilakukan, salah satunya maserasi coupling elektrosintesis. Maserasi coupling elektrosintesis adalah salah satu cara untuk mensintesis suatu bahan yang didasarkan pada teknik elektrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kurkumin dari rimpang induk kunyit segar menggunakan metode maserasi konvensional dan maserasi coupling elektrosintesis dengan variasi pelarut air dan etanol. Penelitian dilaksanakan dengan tahapan skrining fitokimia, pengukuran partikel sampel dengan Particle Size Analyzer, pembuatan ekstrak dan penentuan kadar secara spektrofotometri visible pada panjang gelombang 423 nm. Hasil penelitian diperoleh kadar kurkumin dari rimpang induk kunyit segar secara maserasi konvensional dengan pelarut etanol (672,34 ±16,28) mg/g; secara maserasi coupling elektrosintesis (601,98±8,01) mg/g. Secara maserasi coupling elektrosintesis dengan pelarut air (468,81±8,17) mg/g. Kadar kurkumin yang diperoleh secara maserasi konvensional dengan pelarut etanol lebih tinggi dibanding secara maserasi coupling elektrosintesis. Sedangkan kadar kurkumin yang diperoleh secara maserasi coupling elektrosintesis lebih tinggi menggunakan pelarut etanol dibanding pelarut air.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUMN AL-WASHLIYAH 122 FAR 2019en_US
dc.subjectAiren_US
dc.subjectEtanolen_US
dc.subjectInduk Kunyiten_US
dc.subjectKurkuminen_US
dc.subjectSpektrofotometri Visibleen_US
dc.titlePENETAPAN KADAR KURKUMIN EKSTRAK RIMPANG INDUK KUNYIT (Curcuma longa Linn.) DENGAN PERBANDINGAN PELARUT DAN METODE MASERASIen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Skripsi Mahasiswa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER 2013.rtfCOVER5.82 MBRTFView/Open
LEMBAR PERSETUJUAN.docxLEMBAR PERSETUJUAN13.25 kBMicrosoft Word XMLView/Open
DAFTAR ISI.docxDAFTAR ISI22.2 kBMicrosoft Word XMLView/Open
KATA PENGANTAR 2013.rtfKATA PENGANTAR190.58 kBRTFView/Open
ABSTRAK.docxABSTRAK14.13 kBMicrosoft Word XMLView/Open
BAB I (NEW) 2013.rtf
  Restricted Access
BAB I79.33 kBRTFView/Open Request a copy
BAB II 2013.rtf
  Restricted Access
BAB II20.74 MBRTFView/Open Request a copy
BAB III 2013.rtf
  Restricted Access
BAB III121.76 kBRTFView/Open Request a copy
BAB IV 2013.rtf
  Restricted Access
BAB IV191.64 MBRTFView/Open Request a copy
BAB V(new) 2013.rtf
  Restricted Access
BAB V61.48 kBRTFView/Open Request a copy
DAFTAR PUSTAKA(new) 2013.rtfDAFTAR PUSTAKA82.52 kBRTFView/Open
Lampiran.docxLAMPIRAN7.47 MBMicrosoft Word XMLView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.