AKIBAT PERUBAHAN REGULASI TERHADAP STRATEGI OPERASI ANTI TERORISME YANG DILAKUKAN OLEH UNIT GEGANA BRIMOB POLRI DI SUMATERA UTARA

Abstract

Perubahan regulasi melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme membawa dampak signifikan terhadap strategi operasi yang dilakukan oleh Unit Gegana Brimob POLRI, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Latar belakang dari penelitian ini didasari oleh kebutuhan akan efektivitas penanggulangan terorisme yang semakin kompleks, serta perlunya penyesuaian operasional terhadap regulasi baru yang memberikan kewenangan lebih luas bagi aparat keamanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan regulasi terhadap strategi operasi anti-terorisme yang dilaksanakan Unit Gegana Brimob POLRI di Sumatera Utara, mengidentifikasi tantangan implementasi strategi tersebut, dan merumuskan solusi strategis guna meningkatkan efektivitas operasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan regulasi memberikan dasar hukum yang lebih kuat dan mendorong transformasi strategi dari pendekatan reaktif ke pendekatan yang lebih proaktif dan preventif. Unit Gegana kini tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan pencegahan, edukasi masyarakat, dan deradikalisasi. Namun, implementasi strategi menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan logistik, koordinasi antarinstansi yang belum optimal, serta dinamika sosial dan budaya masyarakat yang beragam. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas personel, modernisasi peralatan, penyusunan SOP lintas sektor, serta penguatan keterlibatan masyarakat menjadi rekomendasi utama untuk meningkatkan efektivitas strategi operasi anti-terorisme di masa depan.