Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/3130
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSari, Puspita Indah 191214012-
dc.contributor.authorSutikno (pembibing)-
dc.date.accessioned2023-09-11T01:29:55Z-
dc.date.available2023-09-11T01:29:55Z-
dc.date.issued2023-07-15-
dc.identifier.urihttp://repository.umnaw.ac.id/jspui/handle/123456789/3130-
dc.description.abstractSkripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosesi tradisi pecah telur dalam adat pernikahan Jawa yang berlangsung di Desa Masjid II Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Untuk mengetahui bagaimana awal adanya tradisi pecah telur dan mengapa masih dikembangkan dan dilaksanakan hingga saat ini.Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah Metode Kualitatif yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antropologi budaya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi yaitu yang dilakukan dengan cara datang langsung tempat penelitian,metode wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai langsung ketua adat atau masyarakat yang mengetahui dan membantu penelitian,metode dokumentasi yaitu mengambil data yang dibutuhkan dari buku-buku, jurnal dan skripsi.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Tradisi pecah telur merupakan suatu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi yang sudah ada dari jaman dahulu yang harus kita lestarikan sampai kapanpun.Dalam prosesi pelaksannaan tradisi pecah telur ini pengantin pria menginjak telur sampai pecah dan perempuan membersihkan kaki pengantin pria dengan air bunga setaman. Dalam hal ini mengartikan bahwa seorang pria bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan istrinya dan seorang istri harus patuh atas perintah suaminya dan mampu menjaga nama baik suamiya agar tetap harum. Tradisi pecah telur telah mengalami perubahan yaitu jika dahulu pengantin pria menginjak telur tanpa menggunakan alas, maka sekarang saat ingin menginjak telur harus dibungkus dengan plastik. Supaya tidak kotor dan bisa dikonsumsi kembali telur tersebut. Dan pelakasanaan pecah telur ini tidak dikatakan mubazir atau boros.en_US
dc.publisherFKIP UMN Al-WASHLIYAH 19 PEND. B.IND 2023en_US
dc.subjectTradisi Pecah Teluren_US
dc.subjectSuku Jawaen_US
dc.subjectBudayaen_US
dc.titlePerubahan Dan Kesinambungan Fungsi Makna Tradisi Pecah Telur Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Jawa Di Desa Masjid II Kecamatan Lubuk Pakamen_US
Appears in Collections:Skripsi Mahasiswa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
ABSTRAK.docxABSTARAK541.54 kBMicrosoft Word XMLView/Open
BAB I.docx
  Restricted Access
BAB I31.85 kBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
BAB II.docx
  Restricted Access
BAB II44.66 kBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
BAB III.docx
  Restricted Access
BAB III98.06 kBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
BAB IV.docx
  Restricted Access
BAB IV56.82 kBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
BAB V.docx
  Restricted Access
BAB V26.81 kBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
BIODATA.docxBIODATA370.61 kBMicrosoft Word XMLView/Open
COVER.docxCOVER61.01 kBMicrosoft Word XMLView/Open
DAFTAR ISI.docxDAFTAR ISI30.54 kBMicrosoft Word XMLView/Open
DAFTAR PUSTAKA.docxDAFTAR PUSTAKA31.8 kBMicrosoft Word XMLView/Open
KATA PENGANTAR.docxKATA PENGETAR133.12 kBMicrosoft Word XMLView/Open
LAMPIRAN.docx
  Restricted Access
LAMPIRAN3.2 MBMicrosoft Word XMLView/Open Request a copy
LEMBAR PERSETUJUAN.docxLEMBAR PERSETUJUAN340.5 kBMicrosoft Word XMLView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.